top of page
Search
fosveras

Menjamu Lewat Suwe Ora Njamu

Updated: May 29, 2019


Jamu "Suwe Ora Njamu" (sumber: https://www.instagram.com/suweoranjamu/?hl=en)

Yogyakarta – Bermula dari khasiat yang dirasakannya, Audy Kartika (22) ingin mengembalikan eksistensi jamu di era modern.


Suwe Ora Njamu merupakan bentuk nyata dari keinginan milik mahasiswa jurusan Teknik Industri, Universitas Atma Jaya Yogyakarta ini, dalam memperkenalkan kembali minuman tradisional yang lambat laun mulai dilupakan oleh banyak orang, terutama generasi milenial. Audy berpendapat, kalau jamu sebagai budaya tradisional, pelan-pelan ditinggalkan.


“Aku melihat, semakin ke sini, semakin banyak orang yang meninggalkan budaya tradisional.” Ungkapnya, Selasa (26/03/19).


Bagi Audy, kenyataan tersebut begitu disayangkan. Mengingat jamu memiliki banyak khasiat yang membantu menyehatkan tubuh, terutama bagi para wanita. Audy kemudian membagikan pengalaman pribadinya dengan minuman yang dicap sebagai minuman dengan rasa mengerikan tersebut.


Pengalaman pribadinya itulah yang kemudian menjadi tonggak lahirnya Suwe Ora Njamu.


“Awalnya, aku sama sekali nggak minum jamu,” ucap Audy memulai kisahnya. “Bukan nggak bisa, tetapi memang tidak pernah karena tidak tertarik.” Lanjutnya. “Suatu hari, aku datang bulan. Saat itu perutku rasanya sakit banget. Kemudian, orang-orang di sekitarku menyarankan buat minum jamu.”


Setelah menegak minuman yang kerap dipandang sebelah mata oleh sebagian orang di luar sana, Audy merasa sesuatu yang menyehatkan mengaliri tubuhnya.


“Khasiat yang aku rasakan adalah perutku nggak sakit lagi setelah minum jamu.” Ucapnya percaya diri.


Saat itu pula, Audy bertekad untuk mewartakan keajaiban yang ditawarkan oleh jamu kepada teman dan wanita lainnya yang memiliki problematika sama sepertinya, yaitu meredakan sakit perut ketika datang bulan.


Suwe Ora Njamu


Tahun 2016 menjadi periode lahirnya Suwe Ora Njamu ke dunia perjamuan.


Sebenarnya, apa itu Suwe Ora Njamu?


Suwe Ora Njamu merupakan sebuah brand minuman yang bergerak pada produksi minuman tradisional Indonesia, yaitu jamu. Nama Suwe Ora Njamu itu sendiri memiliki makna yang selaras dengan tujuan yang ingin dicapai oleh Audy.


“Makna dari nama Suwe Ora Njamu sebenarnya sesuai sama namanya, yaitu lama tidak minum jamu,” kata Audy. “Jadi, aku ingin mempertemukan mereka yang sudah lama tidak njamu dengan jamu itu sendiri, lewat produk ini.” Jelasnya.


Audy mengaku kalau respon yang diterimanya sejauh ini positif. Teman dan staff Tata

Usaha di tempatnya menuntut ilmu pun, menyambut baik jamu yang ia jajakan.


“Ada (pelanggan) yang bilang kalau produk ini adalah ‘sesuatu yang selama ini ditunggu’” ungkapnya bangga.


Adalah suatu sukacita tersendiri bagi Audy ketika dirinya membagi-bagikan khasiat tersebut kepada orang banyak. Berkali-kali dalam wawancaranya Audy mengulang kalau jamu adalah minuman tradisional yang memiliki banyak manfaat yang baik untuk kesehatan tubuh kita.


Audy pun tak lupa menyebutkan perbedaan utama jamu miliknya dan jamu tradisional pada umumnya.


“Aku menggunakan jeruk nipis. Tujuannya, agar rasa jamu itu lebih segar. Biasanya jamu tradisional tidak menggunakan jeruk nipis.” Katanya. “Selain itu, aku juga menggunakan madu.” Tambah Audy.


Penggunaan kedua bahan tak lazim dalam meramu sebuah jamu, bukan tanpa alasan. Hal tersebut disebabkan oleh stereotip yang menempel pada minuman jamu. Audy menyebutkan kalau jamu selalu dikaitkan dengan rasa dan baunya yang kurang bisa diterima oleh indera manusia.


“Untuk itu aku menggunakan madu dan jeruk nipis. Supaya manisnya dapet, segernya juga dapet.” Tutup Audy.



(Sharon Aprilia)


76 views0 comments

Recent Posts

See All

[Refleksi] Calon Buruh Media

Afterword Tidak terasa semester enam akan segera berakhir, sesi satuku akan segera berakhir. Semoga terwujud segera cita-citaku menjadi...

Refleksiku, Untukmu oh PMM

“Semester enam itu semester paling capek” Pernyataan itu benar adanya, setidaknya menurut yang saya rasakan. Betul, banyaknya mata kuliah...

Comments


Post: Blog2_Post
bottom of page