SLEMAN , YOGYAKARTA– (18/03/19) intensitas hujan yang tinggi memicu kenaikan harga kebutuhan pokok seperti cabai. Dari harga lima belas ribu rupiah perkilogram saat ini naik hingga dua puluh ribu sampai kepada dua puluh lima ribu rupiah.
“Seminggu yang lalu cabai rawit merah masih stabil, tapi akhir-akhir ini kan sering hujan, dua hari kemarin berturut-turut selalu hujan jadinya bahan masak dan sembako harganya semua naik”, ujar Sumarni salah satu pedagang di Pasar Kolombo Sleman.Tak hanya cabai rawit, cabai keriting merah juga mengalami kenaikan harga. Sumarni menjual dua puluh empat ribu rupiah dari sebelumnya tujuh belas ribu rupiah perkilonya. Sedangkan cabai keriting hijau dijual dua puluh ribu rupiah dari enam belas ribu.
"Selain cabai, bawang merah juga naik. Jika sebelumnya sembilan belas ribu rupiah kini naik menjadi dua puluh ribu perkilogramnya. Bawang putih juga sama demikian. Sedang sayuran yang naik ada brokoli dan kembang kol", terangnya.
Peningkatan harga ini tidak hanya terjadi di satu penjual dan satu pasar, tetapi semua pasar lokal terkena imbas dari datangnya musim hujan yang menyebabkan banyak petani kehilangan berhektar-hektar hasil panen mereka.
“Masih satu saudara tempat kulakan cabai ini, karena hujan jadi ada hama pathek itu bikin cabai menjadi layu buah dan batangnya, memang selalu begini setiap musim hujan tetapi ini tidak separah bulan juli saat menjelang hari raya Idul Fitri kemarin” ujar Sumarni .
Diambil dari Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Daerah Istimewa Yogyakarta (BKPP DIY) terlihat bahwa selalu terdapat kenaikan harga dari bulan perbulannya, tetapi kenaikan yang terjadi tidak setinggi pada bulan juli yang lalu. Dan benar juga adanya isu kenaikan semua bahan kebutuhan pokok juga terus naik turun seperti bawang putih dan bawang merah yang saat ini sedang mengalami kenaikan harga yang dirasa signifikan.
Kenaikan harga biasa terjadi pada bulan desember, selain dikarenakan musim hujan yang diperkirakan Badan Meteorologi , Klimatologi, Geofisika (BMKG) akan mengguyur bulan ini sampai dengan pertengahan tahun 2019, bulan Desember juga merupakan akhir tahun yang mengakibatkan banyaknya acara-acara yang membutuhkan banyaknya sembako sedangkan produksi yang lambat menjadi penghambat yang cukup penting.
“Sudah biasa kok, saat musim hujan pasti kan harga sembako naik karena pastinya panen juga susah kan mas, jadi barangnya juga semakin sedikit harganya dinaikkan, toh juga belum sampai standar pemerintah ”, tambah pedagang lain di Pasar Kolombo. “Kalau buat solusi yang bisa dilakukan adalah menunggu musim panas tiba dan mempertahankan harga sebisanya, karena jika harga dinaikkan juga bisa jadi sebuah pembatasan agar cabainya tidak habis”, tambahnya.
(Imanuel Tom)
Comments